Ketika kita belajar sejarah Negeri kita tercinta NKRI, ada sejarah kelam di dalam perjalanan bangsa kita ini. Ketika terjadi peristiwa besar pemberontakan Gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia di medio tahun 1965-an. Peristiwa ini mewarnai begitu dalam kehidupan bangsa kita. Banyak hal yang terjadi yang melukai sisi kemanusiaan bangsa kita ini,
Sejarah gereja gereja di Indonesia dalam pertumbuhannya sedikit banyak terpengaruh dengan suasana pemerintahan dan situasi politik yang terjadi. Suasana tahun 1965- an yang begitu mencekam, membuat warga masyarakat juga harus memilih untuk masuk kedalam agama tertentu, supaya tidak di cap menjadi bagian dari orang yang tidak beragama/ PKI. Situasi seperti ini juga terjadi hampir di seluruh wilayah kabupaten Grobogan. Hal yang demikian juga mewarnai kehidupan warga masyarakat di daerah Desa Karangsari, Kecamatan Brati.
Sekitar tahun 1964 adalah Bapak Salimin seorang Mantri di Klinik Brati yang sudah beragama Kristen dengan Bapak Naftali yang juga bekerja di Klinik, mereka berdua bersepakat mengadakan ibadah bersama di rumah yang diikuti oleh keluarga mereka masing masing. Di dalam perjalanan pelayanan mereka, mereka berjumpa dengan Lurah Karangsari yaitu Bapak Sunardi sekitar tahun 1965. Dlam perjumpaan itu terjadi percakapan dan ada kerinduan untuk mengadakan ibadah, apalagi melihat situasi politik yang terjadi banyak orang yang juga memiliki kebutuhan untuk beragama. Sehingga pada akhirnya diadakanlah ibadah Minggu dirumah Bapak Sunardi, peserta ibadah minggu kala itu cukup banyak sekitar 250- an jiwa, yang terdiri dari warga Sinawah, Kandangrejo, Klambu, Karangsari. Dengan meminta bantuan pelayanan dari Purwodadi kala itu dilayani oleh Bapak Pdt. Tabri Wiryowasito.
Dalam perjalanannya karena berbagai hal, ibadah kemudian dipindah ke rumah Bapak Suprat, sekitar tahun 1967, kala itu peserta ibadah sudah mulai berkurang, tersisa 150 – an jiwa. Dalam perjalanannya ada kerinduan untuk diadakan Baptisan, tetapi karena di Karangsari belum ada Gedung Gereja, maka Baptisan pertama kali mengikut ke Gereja di Demangan, mereka yang pertama kali menerima Baptisan yaitu :
Bapak Suprat dan Istri ( Ibu Salimah)
Bapak Sarwidan Istri
Bapak Kasdi dan Istri (IbuSupiah)
Bapak Jaiman dan Istri (ibuYulina) dan anak-anak.
Dengan sudah diadakannya baptisan yang pertama, jemaat mula mula Karangsari menjadi lebih bersemangat, dengan Bantuan Pdt. Tabri W, jemaat mula mula Karangsari membeli rumah kayu dari Nglirikan (Tegalsumur) dan didirikan di tanah yang berdiri gereja sekarang ini, dimana tanah itu sebelumnya milik Bapak Sunardi, yang kemudian dibeli Gereja untuk dibangun tempat ibadah, pembelian rumah kayu tersebut sekitar tahun 1967.
Dalam pengorganisasian jemaat yang semakin bertumbuh, Gereja Karangsari menginduk di GKJ Grobogan, dengan meneguhkan majelis yang pertama kali , yaitu :
Bapak Suprat
Bapak Kasdi
Bapak Padi
Selanjutnya pelayanan di GKJ Karangsari yang masih menginduk di GKJ Grobogan dilayani oleh para majelis yang baru diteguhkan tersebut. Dan dalam perjalanan pelayanan juga menerima pelayanan dari para pendeta yang ada di lingkup klasis Purwodadi yaitu Bapak Pdt.Tabri Wiryo wasito, Bapak Pdt.Manguntenojo, Bapak Pdt. Paulus Manasye
2
Seiring berjalannya waktu, gedung gereja yang mula mula ada sudah mulai tidak layak lagi untuk digunakan, ketika hujan sudah mulai bocor dan disana sini sudah mulai keropos dimakan usia. Dengan bergotong royong dan bekerja sama seluruh jemaat GKJ Karangsari kala itu, pada tahun 2004 di bongkarlah gedung gereja yang lama dan mendirikan gedung baru di posisi bagian depan dari Gereja yang ada sebelumnya dengan menggunakan dana swadaya dari warga jemaat yang ada. Dalam perjalanan waktu ketika jemaat sudah mulai bertumbuh, gedung gereja yang ada juga sudah dirasa tidak mencukupi untuk menampung jemaat yang beribadah, maka pada tahun 2008 diadakan pembangunan lagi dengan menambah ruangan di belakang bangunan gereja yang sudah ada. Sehingga bangunan gereja menjadi lebih luas dan bisa menampung seluruh warga jemaat yang kala itu berjumlah 150- an jiwa.
Dalam pengorganisasian pepanthan Karangsari semakin hari dirasa semakin mantap dan mandiri, setelah diusulkan untuk menjadi dewasa di dalam sidang Klasis, dan melalui percakapan panjang dalam beberapa kali sidang Klasis Gereja Gereja Kristen Jawa Purwodadi, pada akhirnya diputuskan Pepantan Karangsari di dewasakan oleh GKJ Grobogan pada tanggal 4 Juni 2016 menjadi GKJ Karangsari. Dengan meneguhkan Majelis sebagai para pelayannya pada tanggal 4 Juni 2016, yaitu :
Bapak Supangat (Penetua)
Bapak Hartono (Penetua)
Bapak Supriyanto (Penetua )
Bapak Sutikno (Penetua )
Bapak Masmo (Penetua)
Bapak Suradi (Penetua)
Bapak Santoso (Penetua )
Bapak Martono (Diaken)
Ibu Suhartini (Diaken)
Bapak Arif Yuniar (Diaken)
Bapak Sunardi ( Diaken)
Bapak Lasmo ( Diaken)
Ibu Sri Wiyati (Diaken)
Bapak Suroso (Diaken)
Setelah di dewasakan, karena belum melewati daur persidangan Klasis Gereja Gereja Kristen Jawa Purwodadi yang biasanya diadakan pada bulan Januari/ Februari, maka GKJ Karangsari dilayani oleh pendeta pendamping dari Klasis GKJ Purwodadi atas diri Pdt. Eko widiarso S.Th sampai dengan bulan Februari 2017, dimana pada bulan itu diadakan sidang Klasis Gereja Gereja Kristen Jawa Purwodadi di GKJ Wisma Nugraha. Setelah persidangan Klasis GKJ Purwodadi pada bulan Februari 2017 sampai dengan tanggal 22 September 2018 GKJ Karangsari dilayani oleh Pendeta Konsulen atas diri Pdt. Dian Tjahjadi, S.Th. hingga pada akhirnya pada tanggal 22 September 2018 jemaat GKJ Karangsari meneguhkan Pdt. Dwi Ariyanto, S.Si, MM sebagai pendeta di GKJ Karangsari, yang sebelumnya melayani di GKJ Purwodadi. Itulah sekilas sejarah perjalanan Jemaat GKJ Karangsari, sampai saat ini sudah genap 8 tahun berjalan GKJ Karangsari menjadi jemaat yang dewasa dan mandiri secara Daya, Dana dan Teologi.
3
BAB II VISI DAN MISI DAN PROGRAM KERJA GKJ KARANGSARI
Sebagai Gereja yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang majemuk dengan berbagai macam persoalan yang ada, GKJ Karangsari menetapkan visi dan misinya demikian :A. Visi : Karena itu pergilah, Jadikanlah semua bangsa muridKu dan Baptislah mereka
dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus ( Matius 28 : 19) B. Misi :
Meningkatkan Koordinasi antara majelis Gereja
Meningkatkankualitasiman
Meningkatkan pelayanan kepada pemuda, remaja dan anak warga gereja melalui pendidikan.
Meningkatkanpelayanankepadawargagerejamelaluibidangkesehatan
Menjadikan Gereja yang bermanfaat bagi jemaat dan lingkungannya.
C. PROGRAM KERJA GKJ KARANGSARI
Meningkatkan Koordinasi antara Majelis Gereja dilakukan melalui : a. RapatMajelisdanKomisidiadakan1bulansekali b. RapatMajelis,komisidanWargagerejadilakukan6bulansekali
MeningkatkankualitasImandilakukandengancara:
Pembinaan iman melalui Pemahaman Alkitab ( Pemuda, Keluarga muda, Dewasa), Kotbah Minggu
LatihanPaduansuara
PenyegaranIman:melaluiKKR,KebaktianPadang,campingPemuda,Retreat
Meningkatkan pelayanan kepada pemuda, remaja dan anak warga gereja melalui pendidikan dengan cara : a. KegiatanSekolahminggu b. PengutusanGuruAgama c. Katekisasi
Meningkatkan pelayanan kepada warga gereja melalui bidang kesehatan melalui : a. PosYanduLansia b. Pemberian pelayanan kesehatan kepada warga gereja secara Gratis setiap minggu ke 2 setiap bulannya.
Menjadikan Gereja yang bermanfaat bagi jemaat dan lingkungannya dengan cara : a. Pemberiantalikasihkepadawargamasyarakatdisekitargerejapadaeventtertentu b. Aktifbersamawargamasyarakatdalammewujudkankemajuandaerahnya.
karangsari Church WordPress Theme is professionally designed for non-profit church, modern church, prayer group, Christian, charity, non-profit organization. Grab it soon!
jl.purwodadi-kudus km.9 desa,karangsari RT.002 RW.002 Kec.Brati kab.Grobogan 58153
+62 8213 8910 223
lambs.styana@gmail.com
You will be notified when something new will be appear.